Secara geografis, wilayah Kabupaten Wakatobi luasnya 1,5 juta hektare berupa 97 persen laut dan 3 persen daratan, saat ini sudah mendapat pengakuan dari lembaga PBB yang membidangi pendidikan dan kebudayaan, UNESCO sebagai Cagar Biosfer. Itu artinya, Wakatobi saat ini bukan lagi hanya menjadi milik masyarakat Wakatobi, akan tetapi sudah menjadi milik dunia. Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki sekitar 40 lokasi penyelaman terbaik yang tersebar di wilayah perairan laut kabupaten yang berbatasan langsung dengan Laut Banda itu.
Menurut data Bidang Infokom Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kabupaten Wakatobi, alam bawah laut di 40 lokasi penyelaman itu, memiliki beragam jenis terumbu karang yang dihuni ratusan jenis ikan dan biota lainnya. Mari Mabo sendiri dalam bahasa masyarakat setempat artinya memabukkan. Yang memabukkan, tentu keindahan alamnya bawah laut dan terumbu karang serta beragam jenis ikan yang ada di dalamnya. Di antara 40 lokasi penyelaman tersebut, ada lokasi yang pernah dikujungi mantan Duta Besar Amerika Serikat R Hume, yakni Karang Mari Mabo.
Disebut Karang Mari Mabo karena lokasi tersebut memiliki keindahan alam bawah laut yang benar-benar sangat menggiurkan para pencandu selam kelas dunia. Dalam kerja sama tersebut Kemenparekraf mempromosikan alam bawah laut Wakatobi termasuk tradisi budaya masyarakatnya ke berbagai negara, sedangkan Pemkab Wakatobi berkewajiban memberi kemudahan dan kenyamanan para wisatawan ketika berkunjung di Wakatobi.
Pemerintah bersama masyarakat Wakatobi, sudah menyiapkan pemandu-pemandu selam yang siap setiap saat mengantar wisatawan menyelam di lokasi-lokasi penyelaman terbaik di Wakatobi.
0 comments:
Post a Comment